Gayatri Wailissa, Duta Cilik Asean Kebanggaan Indonesia Meninggal
Gayatri, gadis berusia 17 tahun asal ambon bernama lengkap Gayatri Wailissa telah meninggal dunia pada hari kamis sekitar pukul 7 malam. Remaja putri asal Ambon yang mendunia karena keahliannya menguasai 13 bahasa asing itu ditengarai meninggal akibat pecahnya pembuluh darah di bagian otak. Gayatri meninggal dunia setelah menjalani perawatan intensif di rumah sakit Rumah Sakit Abdi Waluyo di kawasan Menteng Jakarta Pusat selama empat hari.
Orang tua Gayatri Wailissa di Ambon saat dihubungi wartawan, telah mengkonfirmasi kabar meninggalnya putri kesayanganya itu.
“Menurut dokter Agus yang menanganinya, anak saya meninggal karena pembuluh darah otaknya pecah, sebelum meninggal dunia, anak saya sempat dirawat selama empat hari,” ungkap orangtua gayatri Dedy Darwis Wailissa.
Dia juga menyampaikan kronologis kejadian meninggalnya Gayatri. Gayatri sempat mengeluh pusing kepada teman-temannya sesaat setelah berolahraga bersama teman-temannya itu di Taman Suropati sebelum dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo. Gayatri lalu dibawa ke rumah sakit oleh kerabatnya untuk mendapat perawatan medis.
Apa yang istimewa dari sosok seorang Gayatri Wailissa?
Gayatri Wailissa pernah mewakili Indonesia dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN di Thailand. Dia dipilih karena keahliannya dalam menguasai 13 bahasa asing diantaranya, bahasa Inggris, Italia, Mandarin, Thailand, Spanyol, Belanda, India, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, Rusia, Filipina dan bahasa Tagalok. Dalam forum tersebut Gayatri dipercaya sebagai penerjemah, berkat penguasaannya dalam bidang bahasa itulah, Gayatri dijuluki sebagai Doktor cilik dari Indonesia.
Jenasah Gayatri Wailissa, rencananya akan segera diterbangkan ke kampung halamannya di Ambon pada hari Jumat (24/10/2014) untuk prosesi pemakaman. Pihak keluarga mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Gayatri namun telah mengikhlaskan kepergiannya.
Orang tua Gayatri Wailissa di Ambon saat dihubungi wartawan, telah mengkonfirmasi kabar meninggalnya putri kesayanganya itu.
“Menurut dokter Agus yang menanganinya, anak saya meninggal karena pembuluh darah otaknya pecah, sebelum meninggal dunia, anak saya sempat dirawat selama empat hari,” ungkap orangtua gayatri Dedy Darwis Wailissa.
Dia juga menyampaikan kronologis kejadian meninggalnya Gayatri. Gayatri sempat mengeluh pusing kepada teman-temannya sesaat setelah berolahraga bersama teman-temannya itu di Taman Suropati sebelum dibawa ke Rumah Sakit Abdi Waluyo. Gayatri lalu dibawa ke rumah sakit oleh kerabatnya untuk mendapat perawatan medis.
Foto kenangan Gayatri Wailissa |
Apa yang istimewa dari sosok seorang Gayatri Wailissa?
Gayatri Wailissa pernah mewakili Indonesia dalam Convention on the Right of the Child (CRC) atau Konvensi Hak-Hak Anak tingkat ASEAN di Thailand. Dia dipilih karena keahliannya dalam menguasai 13 bahasa asing diantaranya, bahasa Inggris, Italia, Mandarin, Thailand, Spanyol, Belanda, India, Arab, Jerman, Perancis, Korea, Jepang, Rusia, Filipina dan bahasa Tagalok. Dalam forum tersebut Gayatri dipercaya sebagai penerjemah, berkat penguasaannya dalam bidang bahasa itulah, Gayatri dijuluki sebagai Doktor cilik dari Indonesia.
Jenasah Gayatri Wailissa, rencananya akan segera diterbangkan ke kampung halamannya di Ambon pada hari Jumat (24/10/2014) untuk prosesi pemakaman. Pihak keluarga mengaku sangat kehilangan atas meninggalnya Gayatri namun telah mengikhlaskan kepergiannya.
Comments
Post a Comment