Israel Membantah Prajuritnya Ditangkap Hamas
Israel telah membantah bahwa salah satu prajuritnya ditangkap oleh Hamas dalam pertempuran semalam, sementara Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan korban tewas di wilayah Palestina telah menembus angka 500.
Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan telah menangkap seorang tentara Israel dengan nama Shaul Aron pada Minggu malam, tetapi Ron Prosor, Duta Besar Israel untuk PBB, menolak klaim itu dan mengatakan bahwa "rumor itu tidak benar".
Osama Hamdan, seorang pemimpin dan juru bicara Hamas, mengatakan bahwa seorang tentara Israel telah ditangkap: "Al-Qassam menyatakan bahwa informasi tentang ditangkapnya seorang tentara israel dalam sebuah operasi militer oleh Al-Qassam adalah benar"
Al-Qassam tidak mengatakan apakah tentara yang ditangkap hidup atau mati.
Aron akan menjadi prajurit Israel pertama yang ditahan di Gaza sejak tahun 2011, ketika Israel melepas lebih dari 1.000 tahanan Palestina untuk ditukar dengan Gilad Shalit, seorang prajurit israel yang ditahan selama lebih dari lima tahun oleh Hamas pada tahun 2006, pada saat terjadi perang di daerah perbatasan.
Setidaknya 75 warga Palestina dan 13 tentara Israel tewas dalam waktu semalam di kawasan Shujayea, Gaza. Departemen luar negeri AS mengatakan bahwa dua tentara Israel adalah warga negara AS.
Masih belum jelas apakah mereka memegang kewarganegaraan Israel juga.
Israel menyatakan bahwa serangan menargetkan pejuang Hamas di Gaza dan jaringan terowongan bawah tanah yang mereka katakan digunakan Hamas untuk menyerang tentara dan warga sipil mereka.
Pada hari Senin, tentara Israel mengatakan bahwa "dua regu pejuang Hamas telah menyusup ke wilayah Israel melalui sebuah terowongan dari utara Gaza" dan telah menewaskan 10 orang diantara mereka".
Juru Bicara Israel Peter Lerner mengatakan bahwa pasukan Israel telah menghancurkan 16 buah terowongan dan 45 target lainnya sejauh ini.
Lerner mengidentifikasi kematian warga sipil di Gaza sebagai "tragedi kemanusiaan", tapi juga membela operasi militer tentara israel serta mengatakan bahwa itu adalah "akibat kebijakan Hamas".
"Dalam konflik ini, hanya ada satu pihak yang peduli dengan penduduk sipil Gaza dan itu bukanlah Hamas [...] Mereka menyalahgunakan dan mengeksploitasi warga sipil."
Setidaknya 512 warga Palestina telah tewas sejak dimulainya "Operasi Protective Edge" Israel pada tanggal 8 Juli, di mana PBB mengatakan sebagian besar adalah warga sipil. Setidaknya 20 warga Israel, sebagian besar tentara, juga telah tewas.
Reporter melaporkan dari Kota Gaza, bahwa penembakan terus terjadi di berbagai area yang berbeda dari Jalur Gaza.
"Orang-orang dari lingkungan ini [di timur Gaza] mengatakan bahwa rumah mereka, distrik mereka telah hancur dan mereka mencari perlindungan di dalam Kota Gaza," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa Kementerian kesehatan Gaza menegaskan bahwa sebuah rumah terkena tembakan oleh tank israel dan menewaskan 17 orang anggota keluarga, termasuk perempuan dan anak-anak di Khan Younis, sementara gedung empat lantai diserang di Rafah, menewaskan 9 orang, termasuk empat anak-anak dan seorang bayi berumur delapan bulan.
Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinan atas eskalasi kekerasan dan meningkatnya jumlah korban.
Eugene Gasana, perwakilan Rwanda untuk PBB, mengatakan bahwa dewan menyerukan penghentian segera permusuhan dan meminta kedua belah pihak untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
"Para anggota Dewan Keamanan PBB menekankan perlunya untuk memperbaiki situasi kemanusiaan, termasuk gencatan senjata demi kemanusiaan," kata Gasana setelah pertemuan darurat anggota dewan keamanan PBB.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, mengutuk pembunuhan warga sipil oleh Israel pada hari Minggu sebagai "tindakan mengerikan".
Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengatakan telah menangkap seorang tentara Israel dengan nama Shaul Aron pada Minggu malam, tetapi Ron Prosor, Duta Besar Israel untuk PBB, menolak klaim itu dan mengatakan bahwa "rumor itu tidak benar".
Serangan Israel di Gaza |
Osama Hamdan, seorang pemimpin dan juru bicara Hamas, mengatakan bahwa seorang tentara Israel telah ditangkap: "Al-Qassam menyatakan bahwa informasi tentang ditangkapnya seorang tentara israel dalam sebuah operasi militer oleh Al-Qassam adalah benar"
Al-Qassam tidak mengatakan apakah tentara yang ditangkap hidup atau mati.
Aron akan menjadi prajurit Israel pertama yang ditahan di Gaza sejak tahun 2011, ketika Israel melepas lebih dari 1.000 tahanan Palestina untuk ditukar dengan Gilad Shalit, seorang prajurit israel yang ditahan selama lebih dari lima tahun oleh Hamas pada tahun 2006, pada saat terjadi perang di daerah perbatasan.
Tragedi Kemanusiaan
Aron diduga ditangkap di tengah pertempuran di bagian timur Jalur Gaza, di mana serangan besar berlanjut sampai Senin pagi.Setidaknya 75 warga Palestina dan 13 tentara Israel tewas dalam waktu semalam di kawasan Shujayea, Gaza. Departemen luar negeri AS mengatakan bahwa dua tentara Israel adalah warga negara AS.
Masih belum jelas apakah mereka memegang kewarganegaraan Israel juga.
Israel menyatakan bahwa serangan menargetkan pejuang Hamas di Gaza dan jaringan terowongan bawah tanah yang mereka katakan digunakan Hamas untuk menyerang tentara dan warga sipil mereka.
Pada hari Senin, tentara Israel mengatakan bahwa "dua regu pejuang Hamas telah menyusup ke wilayah Israel melalui sebuah terowongan dari utara Gaza" dan telah menewaskan 10 orang diantara mereka".
Juru Bicara Israel Peter Lerner mengatakan bahwa pasukan Israel telah menghancurkan 16 buah terowongan dan 45 target lainnya sejauh ini.
Lerner mengidentifikasi kematian warga sipil di Gaza sebagai "tragedi kemanusiaan", tapi juga membela operasi militer tentara israel serta mengatakan bahwa itu adalah "akibat kebijakan Hamas".
"Dalam konflik ini, hanya ada satu pihak yang peduli dengan penduduk sipil Gaza dan itu bukanlah Hamas [...] Mereka menyalahgunakan dan mengeksploitasi warga sipil."
Setidaknya 512 warga Palestina telah tewas sejak dimulainya "Operasi Protective Edge" Israel pada tanggal 8 Juli, di mana PBB mengatakan sebagian besar adalah warga sipil. Setidaknya 20 warga Israel, sebagian besar tentara, juga telah tewas.
Reporter melaporkan dari Kota Gaza, bahwa penembakan terus terjadi di berbagai area yang berbeda dari Jalur Gaza.
"Orang-orang dari lingkungan ini [di timur Gaza] mengatakan bahwa rumah mereka, distrik mereka telah hancur dan mereka mencari perlindungan di dalam Kota Gaza," katanya.
Dia juga mengatakan bahwa Kementerian kesehatan Gaza menegaskan bahwa sebuah rumah terkena tembakan oleh tank israel dan menewaskan 17 orang anggota keluarga, termasuk perempuan dan anak-anak di Khan Younis, sementara gedung empat lantai diserang di Rafah, menewaskan 9 orang, termasuk empat anak-anak dan seorang bayi berumur delapan bulan.
Dewan Keamanan PBB menyatakan keprihatinan atas eskalasi kekerasan dan meningkatnya jumlah korban.
Eugene Gasana, perwakilan Rwanda untuk PBB, mengatakan bahwa dewan menyerukan penghentian segera permusuhan dan meminta kedua belah pihak untuk mematuhi hukum kemanusiaan internasional.
"Para anggota Dewan Keamanan PBB menekankan perlunya untuk memperbaiki situasi kemanusiaan, termasuk gencatan senjata demi kemanusiaan," kata Gasana setelah pertemuan darurat anggota dewan keamanan PBB.
Sekjen PBB Ban Ki-moon, mengutuk pembunuhan warga sipil oleh Israel pada hari Minggu sebagai "tindakan mengerikan".
Comments
Post a Comment