Serba-serbi bengek (asma)

Sudah semenjak kecil Yudi mengidap asma. Berbagai macam cara pengobatan sudah dijalani: akupungtur, pijat, serta beberapa metode pengobatan tradisional sampai makan empedu ular dan minum darah kelinci juga sudah dilakukan. Namun penyakit yang sangat mengganggu ini belum juga reda. Kalau sedang kumat, Yudi akan mengalami sesak napas dibarengi mengi dan batuk. Adakalanya dia perlu dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan pernapasan.
bengek-asma
Bengek atau asma

Seorang dokter ahli meneliti apakah penyebab asma tersebut karena alergi atau karena faktor lain. Ternyata Yudi tidak tahan terhadap debu. Kasur kapuknya harus diganti dengan kasur busa. Setelah mendapat pengobatan imunoterapi selama dua tahun penyakit asmanya mereda.

Walaupun penyakit asma alias bengek ini telah dikenal orang lebih dari 2.000 tahun yang lalu, penyebabnya yang pasti hingga saat ini belum seluruhnya terungkap. Menurut praktisi kesehatan asma yang dalam bahasa Yunani berarti "sesak napas" bisa dibedakan menjadi dua macam yakni; asma kardial yang terjadi akibat kelainan jantung dan asma bronkial yang merupakan penyakit saluran pernapasan. Penderita asma bronkial menjadi hipersensitif dan hiperreaktif terhadap berbagai rangsangan dari luar. Gejalanya ditandai dengan penyempitan saluran pernapasan bagian bawah secara luas.

Penyempitan saluran pernapasan ini antara lain disebabkan oleh berkerutnya otot polos saluran pernapasan, pembengkakan selaput lendir, serta pembentukan dan timbunan lendir yang berlebihan dalam rongga saluran pernapasan.

Namun tidak semua sesak napas bisa disebut karena asma. Bisa juga karena penyakit jantung, TBC, bronkitis, radang paru-paru dll.

Alergi turunan

Tipe asma bronkial tadi ada yang bisa disembuhkan, ada yang menetap. Asma alergi-ekstrinsik atau atopik dengan gejala sesak napas dan mengi yang sering kumat. Seperti yang terjadi pada kasus Yudi tadi, adakalanya hilang spontan tanpa banyak pengobatan. Serangan asma biasanya terjadi karena sering terpapar zat atau bahan penyebab alergi seperti debu, tungau (kutu loncat), obat nyamuk, serbuk sari tumbuhan, dll. Penderitanya paling banyak di negara tropis seperti Indonesia. Pada umumnya 85% timbul sebelum usia 30 tahun.

Seperti halnya Yudi, ia terjangkiti pada usia 4 th. hasil tes tusuk kulit (Prick)-nya tampak positif. Sedangkan hasil tes darah menunjukkan bahwa kadar zat antibodi jenis LgE (Imunoglobulin E) atau reagin-nya cukup tinggi. Di sini berarti sistem pertahanan/kekebalan tubuh Yudi justru mencelakakan tubuhnya sendiri. LgE yang merupakan antibodi berupa sel darah putih ini dibentuk dengan tujuan untuk menjaga kesehatan tubuh, tetapi adakalanya membawa "ulah". Ia membabi buta, lupa mana kawan, mana lawan. Akibatnya tubuh menjadi korban. Sekali ulahnya begitu, sulit sekali dikembalikan menjadi normal, ia akan selalu condong bereaksi salah.

Penderita kebanyakan mempunyai riwayat dengan alergi lain seperti gatal (biduran), pilek alergi atau eksem. Ditinjau dari silsilah keluarganya, ternyata nenek Yudi menderita salah satu penyakit alergi. Rupanya penyakit ini menurun!

Sebagian besar asma jenis ini hilang pada masa pubertas, walaupun adakalanya kumat lagi saat dewasa atau tua.

Comments

Popular posts from this blog

Cara membersihkan dan merawat wajan besi baru beli

Tutorial Bergambar Cara Setting Ulang Modem Speedy Merk ZTE type ZXV10 W300S

Arti gelar Lc dibelakang nama ustadz